Waktu gw berangkat ke Jogjakarta
menggunakan kereta api, sayup-sayup gw mendengarkan sebuah ringtone theme song
Dufan, wuidih siapa tuh yang menggunakan theme song Dufan sebagai ringtone?,
usut punya usut ternyata penumpang yang berada didepan gw lah pelakunya. Mungkin
penumpang tersebut salah satu karyawan Dufan yang memang diwajibkan memasang
theme song Dufan sebagai ringtone wajibnya. Suara ringtone nya sih memang tidak
mengganggu tapi membuat gw terkenang akan wahana-wahana Dufan yang pernah gw
hinggap, gak terasa gw berada di nuansa nostalgia bermain di wahana Dufan
sekitar 3 tahun yang lalu.
Buat yang gak tahu Dufan itu apa? Ada
sedikit penjelasan dari gw, Dufan itu sebuah taman bermain yang memiliki banyak
wahana, disana beraneka kulit, mata serta bahasa menyatu. Menurut gw inilah
tempat rekreasi bertemakan wahana paling tua dan paling banyak, sedangkan
tempat lain? Nothing. Sorry bukan mau jelek-jelekin tempat rekreasi lain tapi
faktanya mereka ingin menyamakan Dufan tapi sayangnya gagal. Hampir seluruh
rakyat Indonesia mengenal Dufan dan di sekitaran Indonesia nama Dufan sudah
cukup terkenal sebagai landmark kota
Jakarta selain Monas.
Gw mau berbagi perasaan saat pertama
kali gw menaiki wahana Dufan yang ekstrim seperti Halilintar, Tornado, Hysteria
dan Kicir-kicir. Masa iya gw yang sudah beranjak dewasa ini masih bermain
dengan turangga-rangga (kuda-kudaan) sambil teriak “kyaaaa... kyaaaa.... asiiik”.
Level adrenalin gw harus ditingkatkan kembali dan inilah bukti ekstitensi
kedewasaan gw sudah mulai mengalir.
Halilintar
Di dunia orang bule namanya Roller
Coaster guys, kalau dikita namanya halilintar, mungkin saat pembuatan mainan
ini berharap sensasi yang menaikinya seperti menaiki petir. Apakabar Gundala
sang putra petir. Melihat wahana ini bergerak meliuk-liuk dan berputar melawan
gravitasi membuat gw sedikit Jiper
(bahasa gaul tahun 2000an) ini rasanya bakal gak karuan mengocok perut. Teman-teman
gw berharap gw mau menaiki halilintar katanya bisa meningkatkan keberanian kita
sekitar 20% setelah menaiki wahana tersebut, awesome. Singkat cerita gw sudah
duduk di pangkuan halilintar, berada di kursi tengah dan tubuh gw sudah
terpasang pengaman agar saat berputar gw tidak mental ke ujung samudera hindia.
Halilintar bergerak meninggalkan
ruang terminal nya, perasaan diri gw masih terasa biasa lalu mulailah
halilintar menanjak tinggi secara pelan-pelan. “ah Cuma segini aja sih gak
nakutin” pikir gw, namun semua pikiran gw berubah drastis saat si halilintar
turun kebawah secara ekstrim dan berkecepatan tinggi. Nyawa gw seperti
ketinggalan di tanjakan tadi, halilintar ga peduli gw teriak-teriak nyebut nama
Tuhan, Mama, papa, dan mantan... dia terus melaju meliuk-liuk tanpa ampun,
sesekali mata terbuka akan tetapi sia-sia karena angin yang berhembus hanya membuat
mata gw kering kerontang. Gw Cuma bisa terpejam, serasa waktu bergerak cepat,
hanya terdengar suara teriakan pengunjung lainnya. Jangan sampai ada yang
muntah begitu saja, niscaya gw bakal kena cipratan muntahan. Siksa ini baru selesai saat gw merasa
halilintar bergerak lambat secara tiba-tiba dan saat kelopak mataku terbuka,
disanalah ada Leonardo D’caprio berkata “silahkan turun mbak....” oh ternyata
sang penjaga wahana yang gak mirip siapapun.
Wahana ini tergolong santai didetik
awal tapi klimaksnya dibuat ditengah saat kita berada diturunan. Sebenarnya seru
banget tapi sayang gw sedikit punya penyakit Bibir Lemah, kalau sering berada
disituasi mengagetkan dan memacu andrenalin, bibir gw akan kebawah di iringi
air liur yang gak sengaja dikeluarkan. Yang penting gw udah mencoba dan lulus
kedewasaan.
Tornado
Wahana ini didesain agar pengunjung
bisa merasakan sensasi diaduk-aduk di angin tornado, kalau pernah menonton film
twister pasti tahu donk tornado itu apa. Kalau di daerah planet Bekasi angin
tersebut dijadikan bakso sehingga namanya Bakso Tornado padahal di bumi Jakarta
namanya bakso torpedo. Gw sendiri udah merasa takut duluan naik wahana ini
dikarenakan permainan ini cukup berbahaya bagi gw, gila men lu di aduk-aduk
diatas, sudah diputar, diputar lagi, digoyang, didendang paman tersayang... berasaaaaa...
basah... dan Akhirnya gw naik juga
karena harga diri gw lebih mahal daripada tiket Dufan, gw gak mau sampai dicap
pengecut ataupun pecundang. Biarpun gw seorang cewek tapi perangai gw adalah
laki-laki tulen harga paten.
Duduk diantara korban tornado
lainnya membuat gw tenang, berasa gw punya teman dan temen-temen gw gak ada
satupun yang berani nemenin gw naik, ha... gw adalah sang pemenang, mengalahkan
ketakutan mereka diluar batas persahabatan. Gak perlu lah gw takut akan wahana
ini, semua sistem keamanannya terjamin dan gak bakal gw lepas saat berada
diatas. Penjaganya selalu memastikan safety belt terpasang dengan baik tanpa
kelengahan sedikitpun. Tak lama wahana mulai berputar keatas, yeaaah asik
brother.. dan... mulailah gw diaduk-aduk diatas berasa seperti semen di truk
molen, diaduk aduk aduk aduk terus, berhenti... lalu diaduk lagi, berhenti dan
tubuh gw menghadap kebawah melihat mereka-mereka menjadi penonton setia sambil teriak “hahahahaha” entah lah
kenapa di wahana ini gak bisa berteriak sama sekali mungkin kalau gw buka mulut
gw bakal memuntahkan sesuatu.
Kurang lebih selama 5 menit jiwa
raga ini di aduk-aduk tanpa batas, cukup membuat gw mual, beruntung saat itu gw
gak bawa mobil dan bagian nyetir adalah temen-temen gw. Saat kaki berpijak pada
daratan, terasa bumi masih diguncang tidak karuan sehingga gw terpaksa
menyentuh pundak pengunjung lain biar langkah gontai gw tidak membuat jatuh
jiwa ini. Sial gw maboook....
Hysteria
Gw sebenarnya sudah mau angkat
bendera putih sebagai tanda gw akan menyerah namun teman baik gw mengajak
menikmati hysteria. Gilaaa.... bisa malu gw kalau tidak menerima ajakannya,
secupu itu kah gw hingga menolak tawarannya. Gw tahulah si Mifta ini seorang
penakut, bahkan naik bianglala pun dia hampir muntah. Entah setan mana yang
merasuki dirinya sehingga dia berani mengajak ku ber Hysteria. Wahana Hysteria
merupakan wahana yang memiliki ilmu fisika yang sama dengan ketapel. Objek ditarik
kebawah lalu dilepas keatas dengan kecepatan tinggi tanpa aba-aba sehingga siap
tidak siap kita akan kelangit.
Disaat gw duduk di hysteria, dengan tenang di iringi musik
yang memicu adrenalin dan tiba-tiba whuuuusssh gw melesat kelangit tinggi
tinggi sekali, gw berteriak sejadinya bahkan gw pengen teriak sampai usus dan
lambung gw keluar karena saking terkejutnya gw. Gw terhempas keatas dengan
cepat, lalu berhenti di ujung tower dan memperlihatkan landscape wilayah ancol
serta lautnya, disini ada sensasi gw semakin dekat dengan sang illahi dan dia
sedang menunjukkan betapa luas ciptaannya untuk para manusia di dunia, oh
lautan.... tenggelamkan aku dalam kasih sayang pria yang setia. Wahana ini lalu
turun kebawah perlahan-lahan dan gw
melihat mifta hampir pingsan, katanya mual gak karuan, dia gw rangkul keluar
dari wahana. Pantas saja mau pingsan karena memang dari awal berada di dufan dia
memang sudah masuk angin.
Kicir-kicir
The last ekstrim Adventure, wahana ekstrim
yang terakhir sebelum kita pulang kerumah masing-masing. Metode permainan ini
seperti tornado hanya saja disini dari awal kita udah diaduk, sedangkan tornado
masih ada kesempatan buat kita bernapas melihat lingkungan lalu diputar-putar. Cukup
membuat pusing tapi seru, gw berandai-andai sedang berada di helikopter rusak
sehingga berputar-putar dan akan menabrak tebing tinggi. Jadi tahu rasanya
menjadi stunt man itu gak enak ya...
Arung Jeram
Buat penghabisan seru-seruan kita di Dufan, akhirnya kita memilih wahana Arung jeram sebagai penutupan, biar basah dan menjadi tiga cewek segaarrrrr karena basah. Wahana ini seru banget dan keseruan kita bakan terasa totalitas, seharusnya wahana ini berada dipertengahan ketika mood kita udah nge-down dan lanjut ke wahana extrim lainnya biar sekalian ngeringin baju, uhuy...
Ya itu lah sekelumit kenangan gw bersama teman-teman saat kita jalan-jalan ke Dufan 3 tahun yang lalu, memang temanya adalah tantangan. Disini gw unggul mutlak karena hampir semua tantangan gw ladenin walaupun saat naik kora-kora dan istana boneka gw gak ikutan akibat harus membuang isi perut biar tidak lepas saat naik wahana. Dufan memang membuat gw selalu terkenang, theme song nya, wahananya hingga hiru pikuknya belum pernah ada wahana lain yang bisa membuat gw terkenang. Semoga Dufan bisa terus berkembang menjadi icon tempat wisata wahana yang lebih komplit.
Buat penghabisan seru-seruan kita di Dufan, akhirnya kita memilih wahana Arung jeram sebagai penutupan, biar basah dan menjadi tiga cewek segaarrrrr karena basah. Wahana ini seru banget dan keseruan kita bakan terasa totalitas, seharusnya wahana ini berada dipertengahan ketika mood kita udah nge-down dan lanjut ke wahana extrim lainnya biar sekalian ngeringin baju, uhuy...
Ya itu lah sekelumit kenangan gw bersama teman-teman saat kita jalan-jalan ke Dufan 3 tahun yang lalu, memang temanya adalah tantangan. Disini gw unggul mutlak karena hampir semua tantangan gw ladenin walaupun saat naik kora-kora dan istana boneka gw gak ikutan akibat harus membuang isi perut biar tidak lepas saat naik wahana. Dufan memang membuat gw selalu terkenang, theme song nya, wahananya hingga hiru pikuknya belum pernah ada wahana lain yang bisa membuat gw terkenang. Semoga Dufan bisa terus berkembang menjadi icon tempat wisata wahana yang lebih komplit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar